Pages

Minggu, 19 Desember 2010

Kenyataan pahit

Di rumah sakit itu, Ibu dan kakak Shin datang. Mereka menangis tersedu-sedu.
Hatiku memberontak.. Air mataku jatuh lebih deras tak terhankan lagi...

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba Ibu  Shin datang memelukku.. Dia berusaha menenangkanku saat ia sendiri sudah bisa mengendalikan dirinya. Lalu melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku dari wajahku.
Setelah itu, kakak Shin mulai berkata banyak padaku..
"Sebenarnya Shin sakit, dia di diagnosa dokter bahwa akan meninggal beberapa bulan yang lalu sesaat setelah bertemu denganmu. karena penyakit yang dideritanya, kanker otak. Tetapi suatu keajaiban hal itu tidak terjadi! Setelah bertemu denganmu, keadaan Shin malah semakin membaik. Kami senang, kami percaya... bahwa karena dirimulah Shin dapat bertahan beberapa waktu lagi untuk masih bersama kami. Kami tahu Shin sangat menyayangimu. Maka itu kami rela, jika hendak Shin benar-benar telah tiada kami akan merelakan kepergiannya. Itu karena dari awal kami sudah ikhlas, kami hanya mencemaskan dirimu saja... Hanya aku tak menyangka.. Adikku ternyata benar-benar hebat.. Bukan karena penyakit yang di deritanya tetapi karena menolong gadis yang dicintainya. Dia pasti bisa hidup tenang disana. Jangan sedih.. Tuhan pasti punya rencana lain.. Dan kalalu kamu tidak keberatan, kamu bisa mengunjungi kami kapan saja. Bagaimana pun kamu sudah menjadi bagian dari keluarga, pintu rumah kami akan selalu terbuka untukmu. Shin pasti akan sangat senang dengan hal ini..."
Kalimat-kalimat yang diucapkan kakak Shin menghanyutkan diriku..
Aku.. Aku...

Kemudian ayahku datang lalu dibawanya aku kembali ke rumah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © AIHIMA diary's. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver